Minggu, 12 Mei 2013

VARISELA

VARISELA

PENDAHULUAN
Varisela adalah infeksi akut yang ditandai dengan adanya vesikel pada kulit yang sangat menular. Penyakit ini disebut juaga chicken pox, cacar air, atau varisela zoster. Herpes zozter mempunyai manifestasi klini yang berbeda dengan varisela meskipun penyebabnya sama.


EPIDEMIOLOGI
Insidensi varisela di Amerika diperkirakan mencapai 3,1-3,5 juta tiap tahun. Meskipun belum ada penelitian di Indonesia, namun kasus varisela yang dirawat di beberapa rumah sakit besar di lima provinsi menunjukkan angka yang cukup tinggi. Sekitar 607 kasus dilaporkan oleh rumah sakit tersebut selama kurun waktu tahun 1994-1995.
Infeksi ini menyerang semua usia termasuk neonatus dengan puncak insidensi pada usia 5-9 tahun. 90% pasien varisela berusia <10 tahun. Sementara itu, herpes zoster menyerang kelompok usia yang lebih dewasa. Di Indonesia, dari data rumah sakit yang terbatas itu, sebagaian besar penderita berusia 5-44 tahun. Belum ada penjelasan yang memadai mengapa terdapat perbedaan. Di Amerika Serikat sekitar 90% penduduk dewasa mempunyai kekebalan terhadap varisela. Kekebalan varisela berlangsung seumur hidup terkena serangan penyakit ini satu kali.
Angka kematian penyakit ini relatif rendah. Di Amerika Serikat rata-rata kematian adalah 2/100.000 penduduk, tetapi bisa meningkat sampai 30/100.000 pada orang dewasa. Kematian biasanya terjadi karena adanya komplikasi. Mortalitas kasus dengan komplikasi cukup tinggi yaitu 5-25%. Pada 15% penderita yang selamat akan mempunyai sekuele yang menetap berupak kejang, retardasi mental, kelainan atau perubahan perilaku.

ETIOLOGI
Varisella disebabkan oleh Herpesvirus varicellae atau Human (alpha) herpes virus-3 (HHV3), Varisella-zoster-virus (VZV), yang merupakan kelompok virus herpes. Struktur virus, antibodi yang ditimbulkan ,dan gambaran lesi kulit varisela sulit dibedakan dengan Herpesvirus hominis(herpes simplex).

PENULARAN
Varisella ditularkan melalui kontak langsung (cairan vesikel) dan droplet. Suatu laporan KLB di Amerika menyatakan adanya penyebaran melalui udara. Belum ada keterangan yang jelas apakah virus melayang-layang di udara. Alas an yang paling mungkina adalah virus menempel pada debu atau partikel droplet yang terbawa udara. Penularan melalui kontak serumah sangat tinggi. Temuan di Amerika Serikat melaporkan 90% serangan sekunder terjadi pada kontak di rumah tangga. Penularan lainnya adalah pada saat pasien mengalami viremia, penyakit bisa ditularkan melalui plasenta dan tranfusi darah.
Infeksi varisela sering terjadi pada saat pergantian musim. Di Negara maju terjadi di musim dingin dan awal musim semi. Di Amerika Serikat terjadi di bulan Januari – Juni. Di Indonesi, varisella sering terjadi pada saat pergantian musim hujan ke musim panas atau sebaliknya. Disebutkan bahwa tingakt penularan varisella lebih itnggi daripada parotitis tetapi lebih rendah disbanding penularan campak.
Infeksi herpes zoster sering disebut sebagai infeksi sekunder varisela. Kasus herpes zoster cdenderung menyerang anak yang lebih dewasa. Infeksi ini terjadi karena kegagalan system imun utnuk mempertahankan diri dari serangan uilang virus varisella.

GEJALA DAN TANDA
Masa inkubasi varisela sekitar 11-21 hari, dengan rata-rata 13-17 hari. Perbedaan varisella dengan herpes zoster adalah bahwa lokasi vesikel pada herpes zoster sesuai dengan lokasi susunan saraf.  Terdapat dua stadium perjalan penyakit :
  • 1.      Stadium prodromal
              Dua minggu setelah infeksi akan timbul demam, malaise, anoreksia, dan nyeri kepala.
  • 2.      Stadium erupsi
Satu sampai tiga hari kemudian akan mncul ruam atau macula kemerahan, papula segera berubah menjadi vesikel yang khas berbenntuk seperti ‘tetesan air’.  Vesikel akan menjadi pustule (cairan jernih berubsh menjadi keruh) yang pecah menjadi krusta dalam waktu sekitar 12 jam. Vesikel mulai muncul di muncul di muka atau mukosa yang cepat menyebar ke tubuh dan anggota gerak dengan menimbulkan gejala gatal.

Komplikasi yang sering timbul adalah pneumonia, ensefalitis, dan infeksi sekunder pada krusta oleh bakteri.

PENGOBATAN
Pada penderita dengan adanya daya tahan tubuh yang baik akan muncul gejala ringan dan sembuh sendiri (self limited). Pasien dapat diberi antihistamin atau antigatal, antivirus, asiklovir atau vidarabin, antibiotik bila ada indikasi infeksi bakteri dan multivitamin.

PENCEGAHAN
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah:
  • 1.      Mengisolasi penderita
  • 2.      Meningkatkan gizi kontak yang serumah dengan penderita
  • 3.      Memebrikan penyuluhan tentang penyakit
  • 4.      Imunisasi (saat ini masih mahal)

Tidak ada komentar: